Tag : powell

SETELAH SINGAPURA, AMERIKA KINI BAKAL

SETELAH SINGAPURA, AMERIKA KINI BAKAL "REBUT" DOLAR MILIK RI.

Indonesia sebenarnya memiliki valuta asing (valas) khususnya dolar Amerika Serikat (AS) yang lumayan banyak, jika dilihat dari surplus neraca perdagangan. Sayangnya para eksportir menempatkan dolar AS mereka di luar negeri, khususnya Singapura. Hal ini membuat pasokan valas di dalam negeri menjadi tiris, tercermin dari cadangan devisa yang terus menurun pada tahun lalu. Neraca perdagangan yang sudah mencatat surplus 33 bulan beruntun. Total nilai surplus selama periode tersebut mencapai US$ 113,2 miliar, berdasarkan data Refinitiv. Guna menarik dolar AS yang ditempatkan di luar negeri, Bank Indonesia (BI) merilis aturan operasi moneter Term Deposit Valuta Asing Devisa Hasil Ekspor (TD Valas DHE) yang berlaku sejak 1 Maret lalu. Kesuksesan operasi moneter tersebut bisa akan tercermin dari cadangan devisa Maret yang dirilis bulan depan. Dalam TD Valas DHE BI memberikan bunga yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan di Singapura. Tujuannya jelas agar bisa menarik valuta asing milik eksportir yang ditempatkan di luar negeri. Berdasarkan data dari Bahana
FED BISA NAIKKAN SUKU BUNGA 50 Bps DI MEI, RUPIAH TETAP TEGAR

FED BISA NAIKKAN SUKU BUNGA 50 Bps DI MEI, RUPIAH TETAP TEGAR

Rupiah kemarin menjadi satu-satunya mata uang utama Asia yang mampu menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS), meski penguatannya hanya 0,01% saja. Pada awal perdagangan hari ini, Selasa (22/3), rupiah melemah tipis meski bos bank sentral AS (The Fed) Jerome Powell, mengatakan bisa menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) di bulan Mei. Tanda-tanda pelemahan rupiah sudah terlihat sebelum pembukaan perdagangan di mana kurs non-deliverable forward (NDF) posisinya lebih lemah ketimbang kemarin. Powell dalam pidatonya di hadapan National Association for Business Economics mengatakan inflasi di Amerika Serikat terlalu tinggi dan bisa membayangkan pemulihan ekonomi. Powell menegaskan akan terus menaikan suku bunga sampai inflasi bisa terkendali, bahkan tidak menutup kemungkinan kenaikan sebesar 50 basis poin. Pasca pidato tersebut, pelaku pasar melihat ada probabilitas sekitar 60% The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada bulan Mei, setelah menaikkan 25 basis poin menjadi 0,25% - 0,5% pada pekan lalu. *sumber : cnbc indonesia